Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita.Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause.
Amenorea
sendiri terbagi dua, yaitu:
Amenorea
primer
Amenorea
primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi.
Amenorea
sekunder
Amenorea
sekunder adalah tidak terjadinya haid setelah menarche atau pernah mengalami
haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan (pada kasus oligomenorea ),
atau 6 bulan setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa, 6 bulan
atau lebih pada wanita yang sudah pernah mengalami haid dan bukan pada wanita
yang tidak hamil, menyusui atau menopause.
Penyebab amenorea primer
- Kelainan kromosom. Beberapa jenis kelainan kromosom dapat menyebabkan sel telur terganggu sehingga berpengaruh pada siklus menstruasi.
- Gangguan pada kelenjar hipotalamus.
- Organ vagina yang tidak sempurna. Pembentukan organ kelamin yang tidak sempurna semasa janin bisa menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki bagian vagina dengan sempurna. Misalnya uterus atau rahim, atau bahkan vagina.
- Gangguan pada kelenjar pituari. Jika kelenjar ini mengalami gangguan seperti tumor, peradangan, ataupun infeksi maka siklus menstruasi ikut terganggu.
- Struktur vagina yang tidak normal. Menstruasi bisa saja terjadi, tapi karena bentuk vagina yang menghalangi darah haid keluar tubuh, maka menstruasi dianggap tidak pernah terjadi.
- Pubertas terlambat
- Kegagalan dari fungsi indung telur
- Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
- Gangguan pada susunan saraf pusat
- Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab
amenore sekunder
- Kecemasan akan kehamilan
- Penurunan berat badan yang drastis
- Olah raga yang berlebihan
- Lemak tubuh kurang dari 15-17% extreme
- Mengkonsumsi hormon tambahan
- Menopause
- Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
- Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
- Prosedur dilatasi dan kuretase
- Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan)
- Penggunaan pil kontrasepsi. Beberapa jenis alat kontrasepsi seperti pil KB bisa membuat siklus menstruasi terganggu. Menstruasi bisa kembali normal jika penggunaan pil KB dihentikan.
- Masa menyusui. Ibu yang sedang dalam masa pemberian ASI eksklusif seringkali tidak mendapat haid, meski sudah melahirkan. Kehamilan bisa berdampak panjang terhadap siklus menstruasi.
- Beban pikiran atau stres.
- Gangguan keseimbangan hormon tubuh.
- Kelebihan atau kekurangan berat badan.
- Kelainan pada rahim seperti mola hidatidosa dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
PEMERIKSAAN
DAN TERAPI
Pemeriksaan amenore
Pemeriksaan
fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan untuk
menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan untuk
mengecek kadar hormon, antara lain:
- Follicle stimulating hormone (FSH).
- Luteinizing hormone (LH).
- Prolactin hormone (hormon prolaktin).
- Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
- Thyroid stimulating hormone (TSH).
- Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:
- Biopsi endometrium.
- Tes genetik.
- MRI.
- CT scan.
Terapi
Pengobatan
yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila
penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar
untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat
membantu. Terapi amenorea
diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah,
penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.
0 komentar:
Posting Komentar