Pada umumnya, pandangan dan penilaian wanita tentang
menopause banyak dipengaruhi mitos atau keyakinan yang belum tentu benar, pada
individu/masyarakat tentang menopause. Kebanyakan mitos atau kepercayaan yang
berkembang dalam masyarakat tentang menopause, begitu diyakini sehingga
menggiring wanita untuk mengalami perasaan-perasaan negatif saat mengalami
menopause.
Perasaan negatif yang sering menyertai adalah tidak cantik lagi,
tidak berharga, tidak dibutuhkan, munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih ,
lekas marah, mudah tersinggung, gugup, stres dan depresi. Berikut ini tips mengatasi gangguan emosional pada wanitamenopause:
- Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita
- Hadapi masalah yang ada satu persatu, jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya
- Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia memasuki masa klimakterik dan menjelang menopause : Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.
- Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi.
- Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik melalui gaya busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan pribadinya
- Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan berkadar kolesterol rendah dll
- Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan mengatasi perasaan khawatir .
- Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif.
- Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi, yoga dll.
- Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialami
0 komentar:
Posting Komentar