Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 28 Februari 2014

Merawat Payudara Selama Menyusui

http://sidemissvee.blogspot.com

Menyusui adalah proses natural yang terjadi setelah melahirkan. Namun seringkali proses menyusui mengalami hambatan akibat gangguan pada payudara ibu. Maka dari itu, diperlukan perawatan khusus selama menyusui. Berikut ini tips perawatan payudara ibu selama menyusui :
  1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
  2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
  3. Apabila puting susu lecet, oleskan kolustrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
  4. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunaknan sendok.
  5. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4 sampai 6 jam.
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, maka ibu dapat melakukan :
  1. Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.
  2. Urut payudara dari arah pangkal ke putting atau gunakan sisir untuk menguru payudara dengan arah ”Z” menuju putting.
  3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting susu menjadi lunak.
  4. Susukan bayi setiap 2- 3 jam. Apabila bayi tidak dapat menghisap seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
  5. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyususi.

Kanker Serviks

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Kanker serviks ini dapat muncul pada perempuan usia 35 sampai 55 tahun.

http://sidemissvee.blogspot.com

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (human papilloma virus). Lebih dari 90% kanker serviks mengandung DNA virus HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16. Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual. Dari banyak tipe HPV, tipe 16 dan 28 mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan protein–protein yang penting dalam replikasi virus.

Gejala dan Tanda
  • Keluar cairan encer dari vagina (keputihan)
  • Perdarahan setelah senggama yang kemudian dapat berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
  • Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
  • Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning–kuningan, berbau, dan dapat bercampur dengan darah
  • Timbul gejala–gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis
  • Timbul nyeri panggul (pelvis) atau diperut bagian bawah bila ada radang panggul.
  • Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah rectum, terbentuk fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala–gejala akibat metatasis jauh.
 Kanker serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks yang disebut sebagai squamo-columnar junction (SCJ). Histologik antara epitel gepeng berlapis (squamous cimplex dari porsio dengan epitel kuboid/silindris pendek selapis bersilia dari endoserviks kanalis servik

Tingkat keganasan klinik menurut  FIGO
Stadium : Kriteria
0 : Karsinoma In Situ atau karsinoma intraepitel: membrana basalis masih utuh
I : Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Ia : Karsinoma mikro invasif bila membrana basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat pada pembuluh darah limfa atau pembuluh darah
Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor histologik menunjukkan invasi ke dalam stroma serviks uteri
II : Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina dan/ke dalam parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul
IIa : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor
IIb : Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai dinding panggul
III : Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul
IIIa : Penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedangkan ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul
IIIb : Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infilterasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat klinik I dan II tetapi sudah ada gangguan ginjal
IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan / atau kandung kemih (dibuktikan secara histologik), atau telah terjadi metastasis keluar panggul atau ke tempat – tempat yang jauh
IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfilterasi mukosa rektum dan atau kandung kemih
IVb : Telah erjadi penyebaran jauh

Pencegahan
  • Tundalah hubungan seksual sampai usia di atas remaja
  • Batasi jumlah pasangan
  • Menolak hubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan
  • Menolak berhubungan seksual dengan orang yang menderita PMS
  • Hubungan seksual yang aman. Kondom tidak memproteksi infeksi HPV
  • Jika anda merokok berhentilah merokok.
 Deteksi Dini
Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal, maka akan dapat disembuhakan. Beberapa metode yang telah dikenalkan seperti :
1. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan dengan cara  melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3–5%.
2. Pap smear
Pap smear adalah pengamatan sel–sel yang dieksfolisasi dari genetalia wanita.

Kamis, 27 Februari 2014

Limfogranuloma Venereum (LGV)

Limfo granuloma venereum (LGV) adalah penyakit meular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal anus, dan rektum. Penyebabnya adalah Clamydia trachomatis.
http://sidemissvee.blogspot.com
Setelah masa inkubasi antara 3-20 hari, akan terjadi lesi primer di genital yang bersifat tidak sakit, tidak khas, dan cepat hilang. Lesi primer dapat berbentuk erosi atau ulkus dangkal, papul-papul gerombolan vesikel kecil mirip lesi herpes, ata sebagai uretritis nonspesifik. Pada wanita lebih sering terjadi pada dinding posterior vagina, portio, bagian posterior serviks, dan vulva.
Pengobatan
- Sulfonamida (pilihan utama) dengan dosis 3-5 g/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazol (trimetroprim 400 mg + sulfametoksazol 80 mg) dengan dosis 3 x 2 tablet/hari selama 7 hari
- Doksisiklin (rekomendasi WHO saat ini), dosis 2 x 100 mg/hari selama 14 hari
- Tetrasiklin, dosis 4 x 500 mg sampai 14 hari (obat alternatif)

- Obat lain yang dapat dipakai: kloramfenikol, minoksiklin, dan rifampisin

Ulkus Mole

Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh Haemophilus ducreyi dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus yang multipel, nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah bening regional.

 http://sidemissvee.blogspot.com
Masa inkubasi berkisar antara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7 hari. Lesi kebanyakan multipel, biasanya oada daerah genital. Mula-mula kelainan berupa papul, kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Gambaran ulkus mole pada wanita bervariasi. Keluhan dapat berupa disuria, nyer waktu defekasi, dispaurenia, atau duh tubuh vagina. Lesi ekstragenital terdapat pada lidah, hari tangan, bibir, payudara, umbilikus, dan konjungtiva.
Pengobatan
1. Untuk pengobatan sistemik dapat diberikan salah satu obat di bawah ini:
- Siprofloksasin* 500 mg per oral dosis tunggal
- Ofloksasin* 400 mg per oral dosis tunggal
- Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal
- Eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari
- Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular sebagai dosis tunggal
- Trimetoprim-Sulfametoksasol 80-400 mg, 2 x 2 tablet per oral selama 7 hari.

2. Pengobatan lokal dapat dilakukan kompres, rendam, atau irigasi dengan larutan salin yang akan membantu menghilangkan debris nekrotik dan mempercepat penyembuhan ulkus.

Kandiloma Akuminatum

Kandiloma akuminatum adalah vegatasi oleh virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu, bertangkai dan permukaannya berjonjot. VPH masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit sehingga kondiloma akuminatum sering timbulnpada daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual.
http://sidemissvee.blogspot.com
Masa inkubasi berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). Terutama mengenai daerah lipatan yang lembab, misalnya daerah genitalia eksterna. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang pada portio uteri. Adanya fluor albus dan kehamilan dapat mempercepat pertumbuhan penyakit.
Pengobatan
Dapat dilakukan dengan kemoterapi, bedah listrik, bedah beku, bedah skalpel, laser CO², interferon, dan imunoterpi.
Secara kemoterapi, dapat diberikan :
- Tingtur podofilin 15-25%. Setelah melindungi kulit di sekitarnya dengan vaselin atau pasta agar tidak etrjadi iritasi, oleskan tingtur padalesi dan  iarkan selama 4-6 jam, kemudian cuci. Jika belum sembuh, dapat diulangi setelah 3 hari. Setiap kali pemberian jangan melebihi 0,3 cc karena dapat bersifat toksik. Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil.
- Asam triklorasetat 50% dioleskan seminggu sekali, hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat diberikan kepada wanita hamil.
- 5-fluorourasil 1-5% dalam krim, terutama untuk lesi pada maetus uterta. Diberikan setiap hari sampai lesi hilang, sebaiknya tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.

Sifilis

Sifilis ialah penyakit infeksi oleh Treponema pallidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, adanya remisi dan eksaserbasi, dapat menyerang semua organ tubuh serta dapat terjadi sifilis kongenital.


Sifilis stadium I terjadi tiga minggu (10-90 hari) setelah infeksi, timnul lesi pada tempat T. pallidum masuk. Terjadi afek primer berupa papul yang erosif. Erosi dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus yang disebut ulkus durum. Kadang-kadang terjadi edema induratif pada pintu masuk T. pallidum, yang tersering pada labia mayora. Sekitar 3 minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar inguinalmedial. Kelenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan, tidak nyeri, soliter, dan dapat digerakkan bebas dari sekitarnya. Lesi umumnya terdapat pada alat kelamin, dapat juga eksregenital seperti bibir, lidah, tonsil, puting susu, jari, dan anus.

Pada umumnya bila gejala stadium II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu antara sifilis stadium I dan II umumnya 6-8 minggu. Gejala konstitusi seperti nyeri kepala, demam subfebril, anoreksia, nyeri pada tulang, dan nyeri leher biasanya mendahului, kadang-kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit berupa makula, papul, pustul, dan rupia. Pada stadium II terdapat kelainan selaput lendir dan limfadenitis yang generalisata.

Pada stadium III lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi pada 3-7 tahun setelah infeksi. Guma dapat timbul pada semua jaringan dan organ, yakni lambung, hepar, lien, paru, dan testis.

T. pallidum dapat melalui plasenta dan masuk ke peredaran darah janin yang disebut sifilis kongenital. Sifilis kongenital dini umumnya muncul 3 minggu setelah bayi dilahirkan. Kelainan berupa vesikel dan bula yang setelah memecah membentuk erosi yang ditutupi krusta. Kelainan pada selaput lendir berupa sekret hidung yang biasa bercampur darah. Kelainan pada tulang, terutama tulang panjang, berupa osteokondritis yang khas pada foto Rontgen

Sifilis kongenital lanjut teerdapat pada usia lebih dari 2 tahun.manifestasi klinis baru ditemukan pada usia 7-9 tahun dengan adanya trias Hutchinson, yakni kelaianan pada mata (keratitis interstisial yang dapat menyebabkan kebutaan), ketulian N VIII, dan gigi Hutchinson (incisivus I atas kanan kiri bentuknya seperti obeng)
Stigmata terlihat pada sudut mulut berupa garis-garis yang jalannya radier, gigi Hutchinson, gigi molar pertama berbentuk seperti murbai, dan penonjolan tulang frontal kepala (frontal bossing).
Pengobatan
1. Sifilis primer dan sekunder
Penisilin benzatin G dosis 4,8 juta unit injeksi intramuskular (2,4 juta unit/kali) dan diberikan satu kali seminggu, atau
- Penisilin prokain dalam aqua dengan dosis 600.000 unit injeksi intramuskular sehari selama 10 hari, atau
- Penisilin prokain +2% aluminium monostrearat, dosis total 4,8 juta unit, diberikan 2,4 juta unit/kali sebanyak 2 kali seminggu.
2. Sifilis laten
- Penisilin benzatin G dosis total 7,2 juta unit, atau
- Penisilin G prokain dalam aqua dengan dosis total 12 juta unit (600.000 unit sehari), atau
- Penisilin prokain +2% aluminium monostrearat, dosis total 7,2 juta unit (diberikan 1,2 juta unit/kali, 2 kali seminggu)
3. Sifilis III
- Penisilin benzatin G dosis total 9,6 juta unit, atau
- Penisilin G prokain dalam aqua dengan dosis total 18 juta unit (600.000 unit sehari), atau
- Penisilin prokain +2% aluminium monostearat, dosis tunggal 9,6 juta unit (diberikan 1,2 juta unit/kali, 2 kali seminggu).
4. Untuk pasien sifilis I dan II yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan :
- Tetrasiklin* 500 mg per oral 4 kali sehari selama 15 hari, atau
- Eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 15 hari, atau
Untuk pasien laten lanjut (>1 tahun) yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan :
- Tetrasiklin* 500 mg per oral 4 kali sehari selama 30 hari, atau
- Eritromisin 500 mg per oral 4 kai sehari selama 30 hari
*obat ini tidak boleh deberikan kepada wanita hamil, menyusui, dan anak-anak

Herpes Simpleks

Herpes simpleks adalah infeksi akut oleh virus herpes hominis tipe I atau II yang ditandai adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. Herpes simpleks disebut juga fever blister, cold score, herpes labialis, herpes genitalis.

http://sidemissvee.blogspot.com

Virus Herpes simpleks (VHS) tipe I dan tipe II termasuk virus DNA. Infeksi primer berlangsung kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise, anoreksia, dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Tempat predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas terutama daerah mulut dan hidung. Untuk VHS tipe II di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah genital.

Penularan dapat terjadi pada fase laten. Sedangkan pada fase rekurens, reaktivasi VHS pada ganglion dorsalis mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis dan berlangsung kira-kira 7-10 hari.

Herpes genitalis pada kehamilan dapat minimbulkan kelainan dan kematian janin, terutama bila terjadi infeksi primer. Kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis, keratokonjungtivis, atau hepatitis, dapat pula timbul lesi pada kulit. Bila transmisi terjadi pada trimester I cenderung terjadi abortus, sedangkan bila terjadi pada trimester II terjadi prematurnitas.

Pengobatan
Belum ada terapi radikal.
1. Pada tahap pertama, berikan:
- Asiklovir 200 mg per oral 5kali sehari selama 7 hari, atau
- Asiklovir 5 mg/kg BB, intravenatiap 8 jam selama 7 hari (bila gejala sestemik berat), atau
- Preparat isoprinosin sebagai imunomodulator, atau
- Asiklovir parenteral atau preparat adenin arabinosid (vitarabin) untuk penyakit yang lebih berat atau jika timbul komplikasi pada alat dalam.

2. Pada tahap rekurensi, umumnya tidak perlu diobati karena bisa membaik. Namun bila perlu dapat diobati dengan krim asiklovir. Bila gejala berat dan lama, berikan asiklovir 200 mg per oral 5 kali sehari selama 5 hari. Jika timnul ulserasi dapat dilakukan komrpes.

Rabu, 26 Februari 2014

Kandidiosis Vaginal

Kandidiosis vaginal adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut pada vagina dan atau vulva dan disebabkan oleh kandida, biasanya oleh Candida albicans.

http://sidemissvee.blogspot.com

Gejala khas adalah rasa gatal/iritasi disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam. Keputihan bisa banyak, putih keju, seperti kepala susu/krim, atau seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan kelu (cottage cheeses) yang menempel. Pada vulva atau vagina terdapat tanda-tanda radang, disertai maserasi, pseudomembran, fisura dan lesi satelit papulopustular.

Pengobatan
1. Secara topikal, gunakan :
- Mikonazol/klotrimazol 200 mg intravaginal/hari selama 3 hari
- Klotrimazol 500 mg intravaginal dosis tunggal
- Nistatin 100.000 IU intravaginal/hari selama 14 hari
- Untuk vulva dapat diberi krim klotrimazol 1% atau mikonazol 2% selama 7-14 hari, atau salep tiokonazol 6,5% sekali oles.
Untuk wanita hamil hanya dapat diberikan preparat azol topikal selama 7 hari.


2. Secara sistemik dapat digunakan ketokonazol dengan dosis 2 x 200 mg selama 5 hari (untuk dewasa). 

Vaginosis Bakterialis

Vaginosis Bakterialis  adalah penyakit yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. G. Vaginalis termasuk flora normal dalam vagina melekat pada dinding.

http://sidemissvee.blogspot.com

Pada wanita dengan vaginosis bakterialis, keluhan berupa adanya duh tubuh vagina ringan, melekat pada dinding vagina, dan berbau amis. Bau lebih menusuk setelah senggama dan darah menstruasi berbau abnormal. Dapat timbul rasa gatal dan terbakar akibat iritasi pada vagina dan sekitarnya, serta kemerahan dan edema pada vulva. Pada pemeriksaan terlihat adanya duh tubuh vagina bertambah, warna abu-abu homogen, berbau dan jarang berbusa.

Pengobatan
1. Secara topikal gunakan :
- Krim Sulfonamida tripel sebagai acid cream base dengan pH 3,9 dipakai setiap hari selama 7 hari. Namun, kesembuhannya hanya sementara, yakni selama penggunaan pengobatan topikal. Atau
- Supositoria vaginal berisi tetrasiklin atau yodium povidon 76%

2. Secara sistemik, berikan :
- Metronidazol 2-3 x 500 mg tiap hari selama 7 hari, atau
- Tinidazol 2 x 500 mg selama 5 hari, atau
- Amoksisilin atau ampisilin dengan dosis 4 x 500 mg per oral selama 5 hari. Pemberian ampisilin dan tetrasiklin merupakan predisposisi timbulnya kandidiosis vaginal.

Gonore

Gonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Kuman N. gonorrhoeae paling mudah menginfeksi daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapisa gepeng yang belum berkembang (imatur), misalnya pada vagina wanita sebelum pubertas. Pada wanita,masa tunas gonore sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik.

http://sidemissvee.blogspot.com


Pada wanita, infeksi mulanya hanya mengenai serviks uteri. Kadang-kadang keluhan berupa nyeri pada pinggul bawah. Serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. duh tubuh akan terlihat lebih banyak bila terjadi servisitis akut atau disertai vaginisis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Pengobatan (* Dikontraindikasikan untuk wanita hamil, menyusui, dan anak-anak usia kurang dari 12 tahun)

1. Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500 mg dan ofloksasin 400 mg.
Berbagai rejimen yang dapat digunakan adalah
- Siprofloksasin* 500 mg per oral, atau
- Ofloksasin* 400 mg per oral, atau
- Seftriakson* 250 mg injeksi intramuskular, atau
- Spektinomisin 2 g injeksi intramuskular,
dikombinasikan dengan
- Doksisiklin 2 x 100 mg, selama 7 hari atau
- Tetrasiklin4 x 500 mg, selama 7 hari, atau
- Eritromisin4 x 500 mg, selama 7 hari

2. Untuk daerah dengan insidens galur N. gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP) rendah, pilihan utamanya adalah penisilin G prokain akua 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Obat lain yang dapat dipakai antara lain :
- Ampisilin 3,5 gram + 1 gram probenesid atau
- Amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid

3. Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat diberikan salah satu obat di bawah ini :
- Siprofloksasin* 500 mg/hari per oral, selama 5 hari
- Ofloksasin* 400 mg/hari per oral, selama 5 hari
- Seftriakson* 250 mg/hari injeksi intramuskular, selama 3 hari
- Kanamisin 2 g injeksi intramuskular, selama 3 hari
- Spektinomisin 2 g/hari injeksi intramuskular, selama 3 hari

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. T. vaginalis  menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi mencapai jaringan epitel dan subepitel.

http://sidemissvee.blogspot.com


Pada wanita penyakit ini terutama mengenai dinding vagina di daerah forniks posterior. Pada kasus akut terlihat duh tubuh vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan atau kuning hijau berbau tidak enak dan berbusa. Dinding vagina kemerahan dan sembab, kadang-kadang terbentuk abses kecil yang tampak sebagai granulasi berwarna merah, dikenal sebagai strawberry appearance. Sekret yang banyak dapat menimbulkan iritasi pada lipatan paha atau di sekitar genetalia eksterna. Dapat pula terjadi, uretritis, bartholinitis, skenitis, dan sistisis. Pada kasus kronik gejala lebih ringan dan sekret iasanya tidak berbusa.

Pengobatan
Pengobatan dilakukan secara topikal dan sistemik. Pengobatan secara topikal berupa irigasi dengan hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam laktak 4%, bahan supositoria yang bersifat trikomoniasidal, atau gel dan krim.

Untuk pengobatan sistemik, obat yang sering digunakan antara lain metronidazol per oral, dosis tunggal 2 g atau 3 x 200 mg per hari selama 7 hari, nimorazol dan tinidazol per oral dengan dosis tunggal 2 g, dan ornidazol dosis tunggal 1½ g. Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala telah menghilang serta parasit tidak ditemukan lagi pada sediaan langsung.

Infeksi Genital Non-Spesifik (IGNS)

Infeksi genital nonspesifik (IGNS) adalah penyakit hubungan seksual berupa peradangan di uretra, rektum, atau serviks yang disebabkan oleh mikroorganisme nonspesifik. Mikroorganisme nonspesifik adalah mikroorganisme yang dengan fasilitas laboratorium biasa/sederhana dapat ditemukan seketika, yaitu gonokok, Candida albicans, dan Trichomonas vaginalis.

http://sidemissvee.blogspot.com
IGNS paling sering disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis. Setiap mikroorganisme penyebab IGNS mempunyai patogenesis yang berbeda. Pada wanita IGNS sering terjadi di serviks. Umumnya tidak menunjukkan gejala. Sebagian kecil dengan keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan, sering kencing, nyeri di daerah pelvis, dan dispareunia. Pada serviks terlihat tanda servisitis, yang disertai adanya folikel-folikel kecil yang mudah berdarah.

Pengobatan
Obat yang paling efektif adalah golongan tetrasiklindan eritromisin. Indikasi eritromisin adalah untuk pasien yang tidak tahan tertasiklin atau wanita hamil. Dosis tertasiklin HCL dan erotromisin adalah 4 x 500 mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250 mg sehari selama 2 minggu.

Alternatif lain adalah oksitetrasiklin 4 x 250 mg sehari selama 2 minggu, doksisiklin dan minosiklin dosis pertama 200 mg, dilanjutkan dengan 2 x 100 mg sehari selama 1-2 minggu. Kortimoksasol, spiramisin, dan ofloksasin juga dapat digunakan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCPenney Coupons